Regional

Curhatan Guru Honorer kini Jadi PPPK setelah Menanti 16 Tahun, Teringat Gaji Pertama Rp 100 Ribu

Inilah Curhatan para guru honorer asal Klaten yang kini menjadi PPPK. Beberapa guru honorer kini telah menerima SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Rasa syukur dan haru memenuhi hati Hendrawan.

Pria 45 tahun itu satu di antara ribuan guru honorer yang menerima SK pada Kamis, (19/5/2022). SK tersebut langsung diberikan oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani di Graha Megawati. Maklum Guru yang akan mengajar diu SD 1 Karangdowo itu selama ini mengabdikan jiwa dan raga, meski masih berstatus sebagai guru honorer.

Guru kelas itu mengaku harus sabar menunggu belasan tahun, hingga akhirnya penantiannya manis mendapatkan SK. "Bahagia setelah menanti 16 tahun akhirnya bisa diangkat dari guru honorer menjadi guru PPPK," ucap dia berkaca kaca. Dia bersyukur lantaran kini memiliki jaminan penghasilan yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

Dirinya mengaku tetap bahagia dan menikmati perjalanan selama 16 tahun menjadi guru honorer di sekolah dasar meski gaji kecil kala itu. Adapun penghasilannya sebagai guru disesuaikan dengan kemampuan sekolah. "Tidak sampai Rp 500 ribu, tapi Alhamdulillah tetap disyukuri," jelasnya.

Senasib serupa dialami Hakom Mubadri (46) SD 1 Dengkeng Kecamatan Wedi selama 16 tahun. Namun kini setelah menjadi PPPK dirinya akan berpindah tugas ke SD 2 Brangkal, Kecamatan Wedi. "Ada rasa bahagia, haru dan sampai enggak bisa diungkapkan lagi karena terlalu bahagia," ujarnya.

"Termasuk keluarga saya semua ikut bahagia dan mengucap syukur yang luar biasa," tambahnya. Dirinya mengaku harus berpindah tempat mengajar lantaran di tempatnya mengajar saat ini tidak dibuka formasi guru. Dia mengingat betul gaji pertamanya masuk saat itu hanya Rp 100 ribu sebulan hingga akhirnya mengalami peningkatan.

"Saat dibandingkan antara gaji dulu dengan sekarang jauh, kalau dulu awalnya hanya Rp 100 ribu terakhir Rp 500 ribuan," jelasnya. "Tapi saya merasa bersyukur, meski honorer namun tetap mendapatkan perhatian yang luar biasa dari teman teman sejawat di sana," tambahnya. Awalnya dia mengaku minder karena harus bersaing dengan anak muda.

"Rasa minder ada, karena harus bersaing dengan anak muda yang masih fresh, walaupun sama sama guru honorer," ungkapnya. "Tapi Alhamdulillah semua atas izin Allah, saya diterima," pungkasnya.