Apa itu Penyakit Ain? Penyakit Non-Medis yang Bisa Datangkan Kesengsaraan pada Manusia
Penyakit yang diderita manusia tidak hanya berasal dari penyakit medis, namun juga penyakit hati. Dalam ajaran Islam, penyakit Ain adalah satu dari penyakit yang disebabkan oleh hati manusia. Penyakit Ain merupakan pengaruh dari pandangan hasad atau dengki dari seseorang.
Sehingga orang yang dipandang dapat mengalami gangguan berupa penyakit, kerusakan, hingga kematian. Menurut penjelasan dari laman , penyakit Ain dijelaskan dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271 bahwa Ain berasal dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya "terkena sesuatu hal dari mata." Asal dari penyakit Ain ialah dari kekaguman orang ketika melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.
Penyakit Ain diyakini nyata adanya dan merupakan penyakit non medis. Allah SWT telah menjelaskan penyakit Ain lewat firman Nya pada QS. Al Falaq. Meskipun surat Al Falaq tidak mendefinisikan secara jelas tentang arti Ain, namun Allah memberikan pemahaman dan cara menghindari penyakit dengki tersebut.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ (1) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3)
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ (4 وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5 Artinya: “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS. Al Falaq: 1 5).
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, juga dijelaskan penyakit Ain itu nyata kebenarannya. Orang yang terkena penyakit ain akan mengalami gangguan bahkan kematian. Untuk itu Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menyadarinya.
“(Pengaruh) ‘ain itu nyata (benar).” (HR. Muslim No. 2187) Imam Muslim dalam riwayatnya yang lain menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut: العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين
“Ain itu benar benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (HR. Muslim No. 2188). Penyakit Ain dapat dihindari dengan tidak memiliki rasa iri dan dengki dalam hati. Seperti yang telah dijelaskan, penyakit ain muncul akibat dengki.
Berikut hal hal yang bisa dilakukan: Ketika memandang suatu keindahan atau memuji seseorang, kita diharuskan untuk mendoakan keberkahannya. Ucapan yang harus disertai saat memuji suatu keindahan adalah dengan mengucap ‘masyaallah’, ‘laa haula walaa quwwata illa billah’, dan ‘tabarakallah’.
Ucapan ucapan di atas merupakan ucapan yang memiliki arti bahwa sesungguhnya segala hal adalah kehendak Allah dan untuk mendoakan seseorang yang dipuji agar kelebihannya tersebut diberkahi Allah SWT. Hal lain yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengurangi dan menghindari pamer dan berias secara berlebihan. Dalam kehidupan modern saat ini, pamer sangat mudah dilakukan di media sosial.
Sehingga, kita sebaiknya berhati hati ketika mengunggah foto dan video ke media sosial, karena kita tidak pernah tahu isi hati seseorang yang melihatnya. Selain itu, penyakit Ain juga dapat dihindari dengan tidak mengagumi sesuatu secara berlebihan dari orang lain. Sebaiknya, menjaga semua kewajiban sebagai muslim dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
Perbanyak dzikir, membaca ta’wudz, dan juga bertaubat. Poin ini sangat penting karena Allah lah sumber kekuatan tersebar kita yang dapat menolong dan melindungi kita dari penyakit ain ini. Cara cara tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari hari agar dapat terhindar dari penyakit ain.
Ada beberapa terapi bagi seseorang yang terkena Ain, yang tercantum dalam buku yang ditulis oleh Syaikh Siad bin Ali bin al Qahtani Beerikut ini caranya: 1. Jika orang yang menjadi penyebab Ain itu diketahui, maka ia harus diminta berwudhu, lalu orang yang terkena Ain dimandikan dengan air bekas wudhu orang tersebut. (HR. Abu Dawud)
2. Memperbanyak bacaan surah Al Ikhlas, Surat Al Falaq, Surat An Nas, Surat Al Baqarah, doa untuk me ruqyah yang disyariatkan, lalu meniupkannya dan mengusap bagian tubuh yang sakit dengan tangan kanan. 3. Membaca ruqyah ke dalam air wadah sambil meniupkannya, kemudian diminumkan kepada si sakit, lalu sisa air disiramkan kepadanya atau membaca ruqyah ke dalam minyak zaitun, kemudian dilulurkan pada tubuh si sakit. (HR. Ahmad). 4. Menuliskan ayat Al Quran pada kertas atau kain, lalu tulisan tersebut dibasuh dalam air, kemudian airnya diminumkan kepada si sakit. Ayat yang dituliskan bisa Surat Al Fatihah, Ayat Kursi, dua ayat terakhir Surat Al Baqarah, Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq, dan Suart An Nas, atau bacaan ruqyah.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.