BAM Terlalu Kudet, Legenda Bulu Tangkis Malaysia Ini Tuntut Perubahan Total
Prestasi Malaysia di cabang olahraga bulu tangkis bisa dikatakan cukup melempem dalam beberapa tahun terakhir. Baik dari sektor tunggal maupun ganda, belum ada yang bisa meneruskan tongkat estafet dari para pemain senior terdahulu. Memang, sekarang ada sosok seperti Lee Zii Kia hingga Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang menjadi andalan.
Namun, ketiga pebulu tangkis tersebut belum bisa mendominasi di sektor masing masing. Zii Jia masih berkutat di sekitar peringkat kelima hingga tujuh. Hal yang sama juga dialami oleh ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Hasil yang didapat Malaysia pada Thomas Cup 2022 lalu bak menjadi tamparan. Pasalnya, Negeri Jiran tak mampu berbicara banyak di ajang bergengsi tersebut. Hasil minor di Thomas Cup tersebut membuat salah seorang legenda bulu tangkis Malaysia, Ong Ewe Hock berkomentar.
Menurut Ong, iklim badminton yang dibangun BAM sekarang ini kurang update dan tak mengikuti perkembangan zaman. Ia tak sembarangan dalam memberikan pendapatnya tersebut. Peraih medali emas SEA Games 2021 ini membandingkan Malaysia dengan perkembangan negara negara lain.
Jepang, China dan Indonesia mampu mengembangkan pondasi badminton yang memang sudah kuat. Sedangkan Taiwan dan India mulai merangkak untuk merusak tatanan bulu tangkis dunia. Hal ini yang belum bisa dijumpai dari Malaysia.
Lee Zii Jia yang notabene atlet andalan Malaysia, kini tak lagi bersama BAM. Ia memilih menjadi pemain profesional untuk melanjutkan kariernya. "Malaysia sekarang ini tidak stagnan, kita sekarang ini berjalan mundur di bidang badminton," ungkap Ong Ewe Hock dikutip dari laman The Vibes .
"Lihatlah Taiwan, China Indonesia, Jepang dan sekarang India." "Mereka sekarang menjadi sangat kuat," sambungnya. Ia lantas membandingkan sektor tunggal putra Malaysia dengan Denmark dan Indonesia.
"Denmark memiliki dua pemain tunggal putra yang berada di peringkat 10 besar," ujar Ong. "Indonesia juga memiliki dua." "Malaysia, yang dahulu sebagai kekuatan utama, hanya memiliki Lee Zii Jia."
"Itupun dia bukan lagi bagian dari BAM," lanjutnya. Ia lantas menuntut para petinggi BAM saat ini untuk mundur. Para mantan pebulu tangkis didesak turun tangan dalam mengatasi keringnya prestasi badminton di Negeri Jiran.
"Siapa yang patut disalahkan untuk ini? Para pemain tak bersalah seutuhnya. BAM harus bertanggung jawab," ucap Ong. "Jelas, ada sesuatu yang tidak bekerja di sana? Lantas kenapa selalu orang orang yang sama yang mengurus BAM?" "Bagaimana kita akan meningkatkan prestasi jika selama 20 30 tahun terakhir ada orang yang tak pernah hengkang dari sana?" pungkasnya.